CST (Clarifier Settling Tank)

Settling tank adalah suatu tangki yang digunakan untuk pengendapan minyak.

Digester And Press

Station Digesting and Press (Pengadukan dan Pengempaan) adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah (fruit) dengan jalan melumat dan mengempa.

Stasion Thresher

Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara membanting tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher.

Stasion Sterilizier

Strelizier merupakan salah satu alat pengolahan buah kelapa sawit yang memanfaatkan tekanan steam (uap panas) dari ex turbin untuk merebus tandan buah segar dalam suatu bejana bertekanan.

Stasion Loading Ramp

Loading Ramp merupakan rangkaian proses awal dari pengolahan kelapa sawit sebelum memasuki proses selanjutnya. Fungsi dari Loading Ramp adalah sebagai tempat penampungan semenatra Tandan Buah Segar sebelum dimasukkan ke dalam lori buah (Fruit Cages).

What Is Grading (Sortasion)

Grading adalah suatu kegiatan penyortiran tandan buah segar sebagai salah satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kuantitas dan kualitas.

Its All About Palm Oil

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) merupakan hasil perkebunan yang menjadi primadona dan penyumbang keuntungan yang lumayan besar bagi perkembangan perekonomian indonesia.

Jumat, 15 November 2013

News : Gita Wirjawan: Lawan Kampanye Hitam soal CPO

NUSA DUA, KOMPAS.com - Pemerintah sudah memita seluruh pengusaha kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan turunannya, untuk terus melawan kampanye hitam (black campaign) mengenai produk sawit Indonesia.

"Saya sudah menyerukan pengusaha untuk counter campaign dari apa yang dilakukan sejumlah LSM Eropa dan Amerika seperti Greenpeace, terhadap hal itu. Bentuk konkretnya, meyakinkan dunia usaha negara lain, bahwa emisi karbon yang dihasilkan CPO sangat aman untuk lingkungan," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, saat meluncurkan mobil ramah lingkungan di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Jumat (4/10/2013).
Selain itu, Indonesia juga bakal mengurangi ekspor CPO ke sejumlah negara Eropa dan mengalihkan ekspor ke negara-negara Asia. "Kami akan mengalihkan ekspor ke Pakistan dan India," ujarnya.
Menurut Gita, Indonesia sudah melakukan Preferential Trade Aggrement (PTA), alias perjanjian kerja sama perdagangan tertentu dengan kedua negara tersebut.
Eropa memasukkan CPO ke dalam daftar produk yang tidak sesuai dengan standar energi terbarukan. Sebagian negara Eropa juga mengenakan tarif tambahan, karena menganggap CPO seperti alkohol yang memiliki dampak pada kesehatan. 

News : CPO Masih Bisa Jadi Komoditas Ekspor Unggulan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelapa sawit dan produk turunannya minyak kelapa sawit (crude palm oil) masih memiliki harapan menjadi komoditas ekspor unggulan, meski tak masuk dalam daftar Environmental Goods list (EG List) dalam forum kerjasama Asia Pasifik Oktober lalu. 

Direktur Pemasaran Internasional Kementerian Pertanian Mesah Tarigan mengatakan, pada 2014 Indonesia akan memberlakukan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yang bersifat mandatori bagi produsen CPO.

"Paling tidak kita punya standar. Jadi, kalau ada yang menuduh produk CPO tidak berwawasan lingkungan kita punya hitung-hitungannya," ujar Mesah ditemui usai diskusi publik bertajuk Menyoal Kebijakan Perdagangan Internasional dan Pertanian, di Jakarta, Kamis (14/11/2013). 

Sebagaimana diketahui CPO menjadi komoditas unggulan subsektor perkebunan, di samping karet, coklat, dan kopi. Tiga pasar CPO terbesar yakni India, China, dan Uni Eropa dengan Belanda sebagai konsumen terbesar di UE. 

Sepanjang 2012, produksi CPO Indonesia mencapai lebih dari 25 juta ton, dan diprediksi mengalami peningkatan 4 juta ton tahun ini. 

Menurut catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), dalam periode Januari-Agustus 2013 tercatat ekspor CPO sebanyak 13,69 juta ton, atau mengalami kenaikan 18,6 persen dibanding periode sama 2012 yang sebesar 11,54 juta ton. 

Sayangnya, lika-liku CPO sebagai salah satu tulang punggung ekspor Indonesia bukan tanpa hambatan. Uni Eropa yang memiliki banyak produsen grapeseed, dan bunga matahari terus berupaya membatasi perdagangan CPO Indonesia. 

Setelah tuduhan dumping tak terbukti, UE menuduh CPO merupakan produk yang tak ramah lingkungan. Namun, lanjut Mesah, tuduhan itu pun tak terbukti lantaran angka kepatuhan terhadap keramahan lingkungan sudah lebih tinggi dari yang dituduhkan EPA (Environment Protection Agency). 

"Sekarang mereka kalah. Tapi yakin mereka enggak akan berhenti. Ke depan ini dia akan cari lagi macam-macam. Sekarang isu yang kuat ini tentang human right," imbuh Mesah. 

"Tadinya orang utan, sekarang human right. Kita dituduh mempekerjakan anak kecil. Padahal kita tidak mempekerjakan. Memang adatnya setelah anak itu pulang sekolah mereka ikut bapaknya ke kebun. Ini bukan child abuse namanya," pungkasnya. 

Sebelumnya, dalam diskusi tentang kesepakatan APEC, di Lembaga Ketahanan Nasional, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyoroti gagalnya CPO dan karet masuk dalam daftar produk ramah lingkungan. 

Menurutnya, kegagalan CPO masuk dalam EG List ditengarai lantaran Indonesia gagal memberikan argumentasi yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Di samping juga diakui Hatta, ada kepentingan proteksi yang dilakukan negara lain terhadap produk saingan CPO. 

"Saya berikan contoh mengapa begitu ngototnya negara maju tidak memasukkan CPO dalam EG List. Dari sekian produk yang dikatakan ramah lingkungan, sesungguhnya juga terdapat protection terhadap produk tertentu," kata Hatta.

Sumber : Kompas.com (14 November 2013)

News : September, Ekspor CPO Menggeliat

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) mulai menggeliat setelah mengalami penurunan harga selama tiga bulan terakhir. Gairah pasar CPO global terjadi karena naiknya peningkatan permintaan CPO dan turunannya di bulan September 2013.

Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dalam laporannya hari ini, Senin (14/1/2013) menyebutkan, ekspor CPO dan turunnanya naik menjadi 1,64 juta di September dari 1,48 juta ton bulan di Agustus. Kenaikan jumlah ekspor itu mencapai 160.810 ton atau naik 10,85 persen.

Dibanding dengan bulan yang sama tahun lalu, volume ekspor CPO juga naik dari 1,38 juta ton September 2012 menjadi 1,64 juta ton di September 2013 atau naik 261.690 ton atau menguat 18,94 persen.

Sumber kenaikan harga CPO terjadi karena keterlambatan panen kedelai di Amerika Serikat (AS) karena hujan yang terus mengguyur Midwest AS. Kemudian, panen bunga matahari juga terlambat karena cuaca yang basah di Rusia dan Ukraina, yang menyebabkan ekspor minyak nabati negara-negara itu berkurang cukup drastis.

Turunnya produksi minyak nabati dunia itulah yang menaikkan permintaan CPO dari Indonesia. Pada September lalu, ekspor CPO Indonesia ke AS tercatat naik 38.760 ton atau naik 210 persen dibandingkan dengan bulan Agustus, dari 18.410 ton menjadi 57.170 ton.

Sementara itu, India tercatat sebagai pengimpor CPO dan tertinggi dari Indonesia, meskipun nilai mata uang India terhadap dollar belum menunjukkan penguatan yang berarti. India harus menambah stok minyak nabati di menjelang hari raya Idul Adha yang biasanya konsumsi pangannya juga meningkat.

Ekspor CPO ke India bulan September naik menjadi 431.240 ton atau naik 81.540 ton (23,3 ton) dibandingkan ekspor bukan Agustus. Sementara itu permintaan dari China juga tercatat meningkat menjadi 182.740 ton atau naik 12.440 ton (7,3 persen) dibandingkan bulan lalu.

Bertolak belakang dengan negara Uni Eropa, volume ekspor CPO dan turunannya ke negara Uni Eropa turun 359.230 ton di bulan Agustus menjadi 260.740 ton di September atau turun sebesar 98.490 ton (27,4 persen).

Pemberlakuan Anti Dumping Duties pada impor biodiesel yang berasal dari CPO dan minyak kedelai diperkirakan berpengaruh negatif terhadap impor bahan baku biodiesel dari Indonesia dan Argentina yang cukup signifikan.

Disamping itu panen raya rapeseed dan biji bunga matahari walaupun sempat terlambat di negara Uni Eropa juga menyebabkan stok bahan baku biodiesel dan minyak nabati naik. Sentimen positif ini juga diperkirakan sebagai penyebab lain mengapa permintaan untuk biodiesel dan bahan bakunya di Eropa turun. (Asnil Bambani Amri, Uji Agung Santosa)

Sumber : Kompas.com (14 Oktober 2013)

News : CPO Gagal, Indonesia Gulirkan Prakarsa Baru

NUSA DUA, KOMPAS.com - Indonesia menggulirkan prakarsa baru guna mempromosikan sejumlah produk unggulan dalam kerangka Kerja Sama Ekonomi Asia Pasific (APEC) 2013 di Bali.
Direktur Jenderal Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo, menjelaskan sebelumnya Indonesia tidak berhasil memasukkan CPO ke dalam Environmental Goods (EG) List.
"Tetapi kemudian muncul sebuah inisiatif baru yang memperluas upaya pembangunan berkelanjutan sekaligus berupaya mendorong pengentasan kemiskinan di pedesaan," kata dia di Nusa Dua, Bali, Minggu (6/10/2013).
Dia mengatakan, jika selama ini pembahasan hanya seputar masuk atau tidaknya CPO ke dalam EG List, maka dengan prakarsa ini komitmen yang dihasilkan akan lebih berkelanjutan.
Indonesia juga berhasil menggandeng China dan Papua Nugini yang telah menyatakan kesiapannya untuk mendukung prakarasa tersebut sekaligus memulai analisis dalam menjabarkan parameter yang diusulkan. Dua negara lagi, yaitu Peru dan Malaysia, telah menyampaikan keinginannya untuk bergabung dengan Indonesia, China dan PNG.
Iman mengatakan bahwa inisiatif baru tersebut telah tertuang dalam Kesepakatan Bersama Tingkat Menteri APEC yang diharapkan akan disepakati di pertemuan para Pemimpin APEC.
Namun, Iman mengatakan bahwa tidak serta merta komoditas unggulan yang diusung Indonesia dimasukkan dalam EG List. "Kesepakatan tentang EG List di Vladivostok untuk saat ini akan berjalan bersamaan dengan prakarsa baru ini dan diharapkan berada dalam kerangka waktu yang sama yaitu pada tahun 2015 mendatang," katanya.
Iman menegaskan prakasa baru tersebut memiliki makna yang lebih luas dari APEC EG List yang hanya meliputi dimensi perdagangan dan liberasisasi karena berkaitan dengan pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan.
APEC EG List merupakan kesepakatan untuk memasukkan 52 komoditas barang yang dianggap memenuhi syarat ramah lingkungan sehingga akan diturunkan bea tarif bea masuknya hingga maksimal 5-10 persen.
Prakarsa baru yang akan tertuang dalam Deklarasi Pemimpin APEC 2013 itu diharapkan dapat menimgkatkan kesadaran rakyat di pedesaan untuk menjaga dan memanfaatkan potensi pertanian, perkebunan dan kehutannya secara lestari.

News : Patokan Harga CPO Dunia Harus Rupiah dan Bukan Ringgit

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia harus mampu menekan Uni Eropa dan Amerika Serikat soal patokan harga minyak sawit mentah (CPO). Selama ini patokan harga CPO justru memakai ringgit Malaysia dan bukan rupiah.

Anggota Komisi IV dari Fraksi Partai Golkar Siswono Yudhohusodo mengatakan, pemerintah Indonesia bisa menyuarakan pendapat tersebut dalam perhelatan KTT APEC Oktober mendatang. 

"Selama ini Indonesia menjadi negara terbesar dalam produksi kelapa sawit sejak lima tahun terakhir. Namun patokan harga CPO dunia malah memakai ringgit Malaysia, bukan rupiah," kata Siswono dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (26/9/2013).

Ia menilai karena KTT APEC akan berlangsung di Indonesia, maka bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk menekan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sebab, pemerintah Indonesia telah berhasil memasukkan isu mengenai produk kelapa sawit yang selama ini dinilai sebagai produk yang tidak ramah lingkungan.

Sebagai negara terbesar produsen CPO, Indonesia mampu memproduksi CPO di tahun ini sebesar 25 juta ton. Sementara Malaysia hanya 18,9 juta ton. “Sebagai pemain terbesar, Indonesia harusnya lebih dominan dalam komoditas ini. Konsumsi minyak kelapa sawit di dunia sendiri meningkat sebanyak 7 persen setiap tahunnya. Harusnya Indonesia lebih agresif,” tuturnya. 

Harga minyak kelapa sawit dunia kini sudah melebihi dua kali lipat biaya produksinya dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini yang tidak terjadi dengan komoditas lainnya di Asia selama beberapa dekade. 

Saat ini, komoditas nabati dunia didominasi oleh tiga jenis komoditas, yakni sawit, canola, dan soybean (Kacang Kedelai). Pasar sawit mayoritas terdapat di Asia, komoditas Canola mayoritas terdapat di Eropa, dan mayoritas komoditas soybean terdapat di Amerika. 

Menurut Siswono, saat ini komoditas sawit lebih kompetitif dan efisien, jika dibandingkan dengan komoditas canola dan soybean. Karena itu, Siswono menduga karena alasan itulah Amerika dan Eropa menekan pasar sawit di Asia. “Ketakutan itulah yang membuat Amerika dan Eropa menahan komoditas sawit,” ujar Siswono.

Bagi Indonesia, ekspor CPO menjadi pendorong utama kinerja ekspor non-migas pada Mei 2013. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada Mei 2013 ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Indonesia naik 311,9 juta dollar AS, dari 1.400,4 juta dollar AS pada April 2013 menjadi 1.712,3 juta dollar AS. 

“Sebagai tuan rumah APEC seharusnya Indonesia bisa lebih tegas. Tidak perlu malu-malu menjadi pemimpin di bidang yang didominasi oleh Indonesia. Apalagi CPO adalah penyumbang devisa ekspor,” tegasnya.

Sumber : Kompas.com 26 September 2013

News : Produksi CPO Bakal Tembus 28 Juta Ton

JAKARTA, KOMPAS.com — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memproyesikan produksi CPO tahun ini bakal mencapai 28 juta ton. Jumlah itu naik 7,5 persen dibandingkan dengan produksi tahun 2012. Peningkatan dipengaruhi oleh tambahan produksi dari pohon yang ditanam pada 2008.
Sekretaris Jenderal Gapki Joko Supriyono mengatakan, tanaman sawit akan optimal setelah berusia empat  tahun. Pada tahun pertama, produktivitas tanaman sawit 7 ton tandan buah segar (TBS) per hektar. Pada tahun kedua, produktivitas naik menjadi 12 ton TBS per hektar. Tahun ketiga, produktivitas naik menjadi 18 ton TBS per hektar. Pada tahun ke empat, produktivitas bisa mencapai lebih dari 20 ton hingga 25 ton TBS per hektar.
Pertumbuhan produksi CPO tahun ini masih lebih rendah dibandingkan 2012. Tahun lalu pertumbuhan produksinya mencapai 12,76 persen. Meski pertumbuhannya mengecil, produksi tahun ini masih mengungguli Malaysia. Produksi CPO negara jiran tersebut diperkirakan hanya mencapai 18,9 juta ton, naik tipis 0,53 persen dibandingkan 2012 yang sebesar 18,8 juta ton.

News : Indonesia Targetkan Ekspor CPO Naik Dua Kali Lipat

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) bisa meningkat dua kali lipat di tahun 2014.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, cara yang ditempuh yaitu melalui Caranya, dengan meningkatkan kerja sama dengan negara Pakistan atau negara-negara di sekitarnya.
Optimisme tersebut akan bisa diraih dengan menjalin kesepakatan perdagangan atau yang disebut Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Pakistan. Melalui perjanjian kerjasama ini, diharapkan ekspor khususnya komoditas minyak kelapa sawit mentah (CPO) bisa tumbuh tinggi.
"Perjanjian itu akan ditandatangani pekan ini. Sehingga Indonesia bisa ekspor ke Pakistan atau ke negara-negara sekitarnya melalui Pakistan. Harapannya, jumlah ekspor tersebut bisa tumbuh double dari sekarang," kata Bayu saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (15/8/2013).
Dalam catatan Kementerian Perdagangan, ekspor CPO beserta turunnya dari Indonesia ke Pakistan pada tahun 2012 mencapai 714 juta dollar AS. Dengan kesepakatan perjanjian ini, ekspor CPO di tahun 2013 tersebut akan bertambah 200-300 juta dollar AS lagi.
"Sehingga di tahun depan, kami harapkan ekspor CPO ke sana bisa mencapai 1,5 miliar dollar AS," tambahnya. 
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami, menuturkan jika PTA terlaksana maka ekspor CPO Indonesia ke Pakistan diharapkan meningkat dari 400 ribu ton pada 2012, menjadi 2 juta ton per tahun.

Senin, 14 Januari 2013

Indonesia seharusnya Jadi Lumbung Pangan Dunia . . . (Tanda Tanya Besar)


      Luas daratan mencapai 191,92 juta hektare, kondisi iklim dan tanah yang mendukung untuk pengembangan pertanian seharusnya menjadikan Indonesia pemain utama lumbung pangan dunia, bukan malah sebaliknya sebagai negara yang kekurangan sumber pangan.

"Ini suatu yang ironi buat Indonesia, karena sampai saat ini beberapa produk pangan seperti beras, singkong, kedelai masih harus impor dari negara lain," kata Ketua Badan Perwakilan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Malaysia, Sagir Alva kepada ANTARA di Kuala Lumpur, Selasa.


    Sejak lama, kata Sagir, Indonesia dikenal sebagai negara agraris, namun saat ini label tersebut harus dipertanyakan kembali dan sepertinya Pemerintah belum siap mengembangkan dunia pertanian Indonesia.

"Ini memperlihatkan bahwa kebijakan pemerintah dalam menangani permasalahan pangan masih belum jelas dan mengambang," ungkapnya.

    Arah tujuan pembangunan juga masih tidak kelihatan apakah Indonesia akan dibawa menjadi negara agraris, agraris yang berbasis industri, negara pariwisata atau negara industri. Memang saat ini, pemerintah telah menyediakan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Namun sangat disayangkan MP3EI ini belum mendukung pengembangan pertanian dan pangan. Padahal salah satu permasalahan besar yang akan dihadapi oleh Indonesia pada beberapa tahun mendatang adalah tentang pangan selain daripada energi. Dengan pertambahan jumlah penduduk maka masalah ketersediaan pangan akan menjadi sangat krusial sehingga hal ini harus sudah direncanakan sejak dari awal lagi.
    
    MP3EI masih belum mencakup perbaikan infrastruktur yang mendukung dunia pertanian, seperti jalan dari pusat-pusat sentra pertanian ke pasar sehingga banyak hasil pertanian yang rusak akibat tidak dapat diangkut.
Irigasi juga masih banyak yang rusak dan perlu perbaikan, krsediaan benih berkualitas yang terbatas, harga pupuk masih tinggi.
Selain infrastruktur, seharusnya pemerintah juga perlu mempunyai cetak biru (blue print) dan pemetaan pertanian. Ketiadaan tersebut sebenarnya tidak dapat disalahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat saja, tetapi juga ada pada pemerintah daerah berkaitan dengan adanya peraturan otonomi daerah.


"Sepertinya pemerintah pusat tidak dapat mengontrol sepenuhnya pengembangan pertanian di daerah," ungkap dia.


     Dalam pengembangan dunia pertanian dan upaya dalam mengatasi permasalahan pangan, pemerintah juga seharusnya mendorong agar dunia perbankan dapat memberikan kredit dan pinjaman lunak kepada para petani.


"Keberpihakan perbankan membuat para petani mempunyai modal dalam usaha mengembangkan pertanian dan ini juga dapat menggerakkan roda perekonomian rakyat di daerah secara lebih merata," tegasnya. 

(N004/Z002)

Sumber : Antaranews


Editor: Ruslan Burhani

Produksi CPO Indonesia Masih Kalahkan Malaysia

Produksi CPO Indonesia Masih Kalahkan Malaysia
Liputan 6 Siang, 14 Januari 2013 | 12:37:02

Harga CPO melemah pekan ini

Harga CPO Melemah Pekan Ini .
Just Share info  . .
Liputan 6 Siang, Posted: 14/01/2013 07:27

Pengusaha Minta Pajak CPO Turun, Pemerintah Masih Pikir-pikir

Jumat, 04 Januari 2013

Flow Chat Clarification Stasion

Berikut adalah gambaran garis besar pengolahan minyak kelapa sawit pada pabrik kelapa sawit. Semoga bisa membantu  : )

Flow Chat Clarification Stasion

Decanter (Equiment Sludge Treatment)

    Apa itu decanter ? Sesuai judul yang tertera di atas memberikan sedikit penjelasan apa itu fungsi dari decanter. Pengaplikasian decanter dapat digunakan menggantikan unit-unit pengolahan di stasiun klarifikasi seperti desander, sand cyclone, sludge centrifuge dan oil purifier. Pengolahan sludge dengan menggunakan decanter tentu nya memerlukan pertimbangan tersendiri bagi beberapa perusahaan pabrik kelapa sawit. Mengapa karena dari segi harga dan biaya perawatan alat ini sangatlah mahal. Tetapi cocok untuk investasi jangka panjang. Selain itu juga penggunaan decanter sangat lah luas, seperti beberapa ulasan yang telah saya buat sebelum nya . Decanter dapat di gunakan untuk pengolahan minyak juga dan di luar negeri decanter diaplikasi kan sebagai alat pengolahan limbah.
    Secara garis besar fungsi decanter adalah Kegunaan decanter adalah untuk memisahkan serat-serat halus (non-oil solid) yang terkandung dalam minyak kasar (crude oil) dari crude oil tank (COT). Serat halus ini berasal dari serat atau ampas yang terputus-putus pada waktu pengepresan. Dengan berkurangnya serat halus ini, cairan minyak tidak akan terlalu kental, sehingga proses pemisahan didalam CST akan lebih sempurna. Jadi tujuan utama pengoperasian decanter adalah untuk memisahkan sludge menjadi light phase, heavy phase dan solid.
  Dalam pengaplikasian pada pengutipan minyak ada beberapa faktor keberhasilan dalam pengoperasian decanter ini:
a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena rasio antara minyak, air dan lumpur mempengaruhi
    terhadap daya pisah alat tersebut.
b. Fungsi alat decanter tersebut.
c. Perimbangan kapasitas alat dengan jumlah sludge yang diolah.
Decanter 3-Phase (PANX Alvalafal)
  Pada pengaplikasian nya di pabrik kelapa sawit ada dua jenis decanter yang umumnya digunakan berdasarkan atas keluarannya :

a. Two-phase Decanter
    Alat ini bekerja dengan menghasilkan dua jenis phase yaitu memisahkan minyak dari fraksi air dan fraksi sludge. Penempatan alat ini biasanya dapat diletakan sebelum CST, dimana digunakan untuk memisahkan minyak dan sludge serta mengurangi beban padatan pada sludge. Hal itu bertujuan untuk memperingan kinerja sludge centrifuges dalam pengutipan minyak di sludge.
    Dapat juga digunakan untuk mengantikan fungsi dari oil purifier untuk mengurangi kandungan kotoran dan air yang masih banyak terikut pada minyak, sehingga kualitas minyak standar dapat terpenuhi.

b. Three-phase Decanter
   Alat ini bekerja dengan prinsip yang sama dengan two-phase decanter, tapi ada perbedaan dari fase fraksinya. Pada alat ini dihasilkan 3 (tiga) fraksi, yaitu : fraksi minyak, fraksi air (cair), dan fraksi padat (sludge).Keuntungan penggunaan decanter adalah air pengencer (dilution water) dapat dikurangi menjadi 60%. Volume cairan (sludge) akan lebih kecil, kandungan serat halus atau non-oil slidge berkurang, sehingga beban sludge separator akan berkurang. Penambahan air pengencer (dilution water) harus memenuhi kekentalan cairan (viskositas) yang dibutuhkan pada proses pemurnian di stasiun Clarification. Cairan yang terlalu encer akan menyulitkan pemisahan di decanter, namun jika terlalu kental akan menyulitkan pemisahan di clariier settling tank (CST). 


Sludge Centrifuges (Equiment Sludge Treatment)

      Sludge sentrifuges merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengutip minyak yang terkandung dalam sludge. Alat ini bekerja dengan  memanfaatkan gaya sentrifugal dari pemutaran bowl yang telah terisi padat dengan sludge. Dimana sludge yang memiliki berat jenis (BJ) > 1,0 (heavy phase) akan terlempar keluar melalui nozzle dengan ukuran tertentu (1,8 sampai dengan 2,0 mm) sedangkan minyak yang memiliki berat jenis lebih ringan (light phase) akan terkumpul di tengah bowl melalui duscharge pipe untuk dikirim kembali ke Sand Trap Tank/Collection Tank.

   Keberhasilan penggunaan sludge separator sangat menentukan terhadap persentase kehilangan minyak. Kemampuan alat memisahkan volatile material (VM) dan non oil solid (NOS) tergantung dari :

  1. Kapasitas olah unit sludge separator
  2. Suhu minyak dalam sludge separator dipertahankan diatas 90 0C, yang dapat dibantu dengan pemberian uap panas
  3. Ukuran nozzle (semakin besar ukuran maka semakin besar juga kapasitas olah, tetapi semakin besar juga minyak yang ikut terbuang pada sludge/ rekomendasi 1,7 -1,9 mm).
  4. Jenis sludge separator
  5. Putaran dari bolw (Standar 1450-1500).
  6. Kesetimbangan pemisahan lumpur dari cairan yang masuk kedalam sludge separator perlu dipertahankan dengan : Mempertahankan tekanan pada outlet sludge separator dengan membuat bak yang berisi air, sehingga tekanan lawan konstan. Ada juga alat sludge separator yang dilengkapi dengan vasculator yang berfungsi untuk mengukur volume outlet sekaligus menjadi stabilisator tekanan. Mengisi air panas kedalam sludge separator untuk mempertahankan tekanan dalam sludge separator, sehingga kecepatan air dan pemisahan lumpur dengan air konstan.
Komponen penunjang sludge centrifuges :
1. Motor listrik (ELMO) add coupling
2. Pipa sludge inlet
3. Pipa oil discharge,
4. Pipa sludge discharge
5.Pipa hot water, pipa water colling
6. Rotor shaft
7. Top cover
Top cover
8. Star blow
Star blow 12 nozzle
9. Nozzle
    Nozzle
10. Bearing
Bearing
     Biasanya standart keberhasilan pengolahan minyak pada sludge sentrifuges jika hasil analisa oil losses in sludge adalah 1 % .


Kamis, 03 Januari 2013

Eqiument Sludge Treatment

       Pengolahan sludge merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kandungan minyak yang hilang (Oil Losses) terikut pada sludge sebagai salah satu limbah cair yang keluar dari pengolahan.  Ada beberapa alat yang sering digunakan untuk pengutipan minyak dari sludge pada pabrik kelapa sawit. Alat tersebut dibagi menjadi dua bagian berdasarkan output keluaran yang dihasilkan, yaitu :

a. Sludge separator (horizontal) dan sludge centrifuges (vertical) :
    Kedua jenis alat ini akan berfungsi untuk mengutip minyak dari sludge dengan cara pemusingan atau sentrifugal. Yang membedakan hanya pada bentuk sentrifugal yang dihasilkan, pada sludge sentrifuges secara vertical sedangkan pada sludge separator secara horizontal. Namun kedua jenis alat ini memiliki kesamaan pada hasil output pengeluaran nya berupa cairan drap (heavy phase) dan light phase (kandugan cairan yang banyak mengandung minyak).
Sludge Centrifuges
Sludge Separator
b. Decanter merupakan alat pengolahan sludge yang sudah banyak di terapkan pada pengolahan minyak di pabrik kelapa sawit. Pada decanter akan menghasilkan 3 phase pengeluaran yaitu light phase, heavy phase, dan solid. Hal ini lah yang menjadi perbedaan antara decanter dengan sludge sentrifuges dan sludge separator. Pengaplikasian decanter pun memiliki penempatan yang bermacam-macam dengan fungsi yang bermacam-macam juga. Pengaplikasi decanter dapat digunakan sebelum minyak masuk CST, atau pun sebelum minyak masuk ke sludge tank, bisa juga sebagai pengganti sludge sentrifuges, dan dapat digunakan untuk pengolahan minyak keluaran oil tank untuk penganti oil purifier dalam mengurangi kadar kotor pada minyak produksi.

Decanter
     Mengapa diperlukan pengolahan sludge pada stasiun klarifikasi, gambaran nya sebagai berikut. Sludge yang masuk kedalam sludge tank terdiri dari bahan mudah menguap (volatile material) 80 – 85%, bahan padatan bukan minyak (NOS) 8 – 12% dan minyak 5 – 10%. Kandungan minyak  5 – 10% ini lah yang ingin tetap bisa diambil, karena kehilangan 1 % minyak saja akan sangat tidak di ingikan oleh pabrik kelapa sawit. Bisa dibilang akan mengakibatkan kerugian pada pabrik kelapa sawit, karena biasa pada setiap pabrik kelapa sawit memiliki standart rendemen (EOR) yang harus di capai. Dan hal pengolahan sludge ini lah sebagai upaya untuk bisa mencapai standart rendemen dan memperkecilkehilangan minyak selama pengolahan CPO (Crude Palm Oil) :

     Adapun komposisi sludge yang keluar dari sludge tank dipengaruhi oleh :

  • Jumlah air pengencer (dilution water) yang digunakan. Jumlah air yang terkonsentrasi pada sludge seluruhnya berasal dari air buah, air pengencer pada screw press, air dari vibrating screen dan air dari pencucian yang terkumpul ke fat pit dan dipompakan ke COT atau CST.
  • Perlakuan sebelumnya, apakah menggunakan desander seperti sand cyclone dan/atau strainer. Pabrik yang tidak menggunakan decanter untuk mengambil lumpur sebelum CST pada umumnya menggunakan desander.
  • Pemakaian vibrating screen dapat ditempatkan pada bak penampung sludge yang kemudian dipompakan kedalam sludge separator. Oleh karena fungsi vibrating screen adalah untuk memisahkan lumpur dan pasir yang terdapat dalam cairan, dan dengan berkurangnya kandungan NOS, maka kemampuan sludge separator untuk memisahkan minyak semakin tinggi. Screen yang digunakan adalah ukuran 50 mesh, sehingga lumpur dan pasir halus yang lolos pada vibrating screen di COT dapat tertapis.