CST (Clarifier Settling Tank)

Settling tank adalah suatu tangki yang digunakan untuk pengendapan minyak.

Digester And Press

Station Digesting and Press (Pengadukan dan Pengempaan) adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah (fruit) dengan jalan melumat dan mengempa.

Stasion Thresher

Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara membanting tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher.

Stasion Sterilizier

Strelizier merupakan salah satu alat pengolahan buah kelapa sawit yang memanfaatkan tekanan steam (uap panas) dari ex turbin untuk merebus tandan buah segar dalam suatu bejana bertekanan.

Stasion Loading Ramp

Loading Ramp merupakan rangkaian proses awal dari pengolahan kelapa sawit sebelum memasuki proses selanjutnya. Fungsi dari Loading Ramp adalah sebagai tempat penampungan semenatra Tandan Buah Segar sebelum dimasukkan ke dalam lori buah (Fruit Cages).

What Is Grading (Sortasion)

Grading adalah suatu kegiatan penyortiran tandan buah segar sebagai salah satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kuantitas dan kualitas.

Its All About Palm Oil

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) merupakan hasil perkebunan yang menjadi primadona dan penyumbang keuntungan yang lumayan besar bagi perkembangan perekonomian indonesia.

Minggu, 04 November 2012

THRESHING STATION

Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara membanting tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher. Thresher ini berupa drum silinder panjang yang berputar secara horizontal dengan kecepatan putar 21 rpm. Drum dirancang dengan kisi–kisi yang berfungsi untuk meloloskan berondolan. Thresher ini berkapasitas 30 ton/jam.
Stasiun Threshing terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam proses pengoperasiannya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain dari pada stasiun ini adalah sebagai berikut :
  • Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan tandannya dengan sistem bantingan.
  • Untuk menjaga kestabilan/pemerataan secara kontinu agar kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar dapat tercapai sesuai desain pabrik dengan pengoperasian hoist cycle, rpm auto feeder maupun supervisi yang benar.
  • Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar berada dibawah target/parameter yang sudah disepakati perusahaan.\
  • Jadi, kapasitas desain saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tujuan di atas tanpa kesatuan sistem pengoperasian alat yang benar pada stasiun ini maupun dukungan dari stasiun-stasiun lainnya.

Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan (cook fruitless) dari tandannya dengan cara beberapa kali bantingan pada drum thresher. Brondolan (cook fruitless) dibawa ke stasiun press dengan fruit elevator maupun conveyor untuk diekstraksi, kemudian tandan kosongnya (janjangan kosong/jjk) dibawa ke lokasi penimbunan sementara (empty bunch area) di luar Pabrik Kelapa Sawit dan dimanfaatkan menjadi pupuk. Stasiun Threshing merupakan satu desain dengan sistem yang sederhana, namun tak kalah pentingnya untuk menjembatani kelangsungan dan keberhasilan proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada Pabrik Kelapa Sawit.


           Hoist crane adalah pesawat angkat yang digunakan untuk memindahkan lori yang berisi cook fruit bunch ke hopper thresher. Kapasitas/berat angkat alat ini ± 5 ton untuk setiap hoist crane. Biasanya jumlah hoist crane yang tersedia untuk Pabrik Kelapa Sawit 30 ton/jam ada 2 unit (1 unit beroperasi) dan untuk Pabrik Kelapa Sawit 60 ton/jam dipasang 3 unit (2 unit beroperasi).

Hoisting Crane
              Yang dimaksud dengan hoist cycle time (HCT) adalah waktu siklus pemindahan tiap lori untuk mencapai kapasitas olah Tandan Buah Segar sesuai desain Pabrik Kelapa Sawit dari pergerakan alat ini. Adapun siklus pengoperasian/pergerakan alat ini dapat kita bedakan sebagai berikut :
  • Gerakan naik-lambat (slow lifting)
  • Gerakan naik-cepat (fast lifting)
  • Gerakan turun-lambat (slow down)
  • Gerakan turun-cepat (fast down)
  • Gerakan maju-lambat (slow traveling)
  • Gerakan maju-cepat (fast traveling)
  • Gerakan memutar (tilt up dan tilt down)

Perhitungan Hoist Cycle Time (HCT) yang didesain pada Pabrik Kelapa Sawit dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut :
  • Kapasitas lori  (Vl ) = 2,75 ton
  • Jumlah beroperasi Hoist Crane (HC) = 2 unit
  • Jumlah isi sterilizer (Vs) = 10 unit lori
  • Kapasitas Tandan Buah Segar olah desain (QPKS) = 60 T/H
                                           Vl       x        60
           HCT          =    -------------------------    x    HC   (menit/unit)
                                                    QPKS

                                                2,75    x      60
                              =   --------------------------    x    2
                                                         60
                              =     5,5  menit/unit Lori

Kinerja optimal operasional alat ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
  • Stasiun sterilizer (penyuplai lori berisi cook fruit bunch)
  • Stasiun press (penerima cook fruitless)
  • Operator-operator hoist crane
  • Sinkronisasi alat/mesin pada stasiun threshing itu sendiri, seperti auto feeder dan lain-lain.


1.     Chain sprocket dan Rotary chain (tilt-up dan tilt-down)
2.     Hook frame (rangka bergerak tempat chain sprocket, shaft, pulley, dan lain-lain.)
3.     Wire rope ( f = 14 mm )
4.     Wire drum
5.     Traveling motor/gear box (untuk maju-mundur)
6.     Tilt up-tilt down motor/gear box
7.     I – Beam (landasan maju-mundur crane)
8.     Coil Spring cable (merk wampfler)
9.     Wire rope pulley dan lain-lain.

  • Pelumasan gear box, bearing dan elektro motor yang cukup.
  • Pelumasan wire rope, rope drum dan rope guide untuk mengurangi keausan akibat gesekan, bila ditemukan 3 sampai 6 kawat yang putus maka sebaiknya wire rope segera diganti.
  • Pemeriksaan tautan gigi-gigi transmisi cukup pelumasan dan bila ada yang aus cepat diganti.
  • Pemeriksaan chain sprocket dan chain-nya, bila sudah aus segera diganti untuk mencegah terjadinya slip saat beroperasi.
  • Pemeriksaan semua baut-mur, bila ada yang kendur segera dikencangkan.
  • Pastikan kondisi las-lasan pada sambungan I-beam baik, juga bila  keausan ketebalan I-beam sudah mencapai  ± 30% sebaiknya segera diganti.
  • Pemeriksaan kabel instalasi dan panel elektrikalnya terpasang dengan baik untuk menghindari terjadinya hubungan singkat.
  • Dan lain-lain.

                                 Hopper merupakan tempat penuangan cook fruit bunch yang dilakukan oleh operator hoist crane. Alat ini bukanlah sebagai tempat penimbunan cook fruit bunch melainkan untuk menjaga kontinuitas umpan secara baik ke unit auto feeder. Kapasitas daya tampung hopper sebaiknya tidak lebih dari 1 lori, hal ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
  • Luncuran cook fruit bunch ke auto feeder secara gravitasi lancar.
  • Mencegah kerusakan hopper maupun auto feeder akibat overload.
  • Tidak meningkatkan oil loss pada empty bunch stalk akibat overload.
  • Pengumpanan hanya dilakukan oleh auto feeder ke drum thresher.
  • Biasanya setiap hopper memiliki auto feeder untuk pengaturan umpan (cook fruit bunch) ke drum thresher, dimana alat ini diperlengkapi dengan shaft berjari-jari dan rpm-nya 0,5 – 1. Fungsi auto feeder pada hopper adalah sebagai berikut :
  • Menjaga jumlah pengumpanan cook fruit bunch tidak overload ke drum thresher melainkan secara konstan dan kontinu tanpa terjadinya recycle cook brondolan terus-menerus.
  • pengaturan jumlah umpan ke drum thresher dapat dilakukan sesuai rpm spikel yang kita setting.
  • mencegah kerusakan (cepatnya laju keausan)/kemacetan drum thresher akibat overload, seperti patahnya shaft, electrical trip dan lain-lain.

Hopper Tresher
  • Body dengan plate lantai luncuran dan kemiringannya  yang dapat diatur.
  • Kaki/support hopper bagian belakang yang dilengkapi dengan pengaturan kemiringan body (biasanya antara 30° sampai 45°).
  • Auto feeder alat pengatur jumlah pengumpanan ke drum stripper dengan 0,5 sampai 1 rpm.
  • Tangan-tangan berengsel  untuk pengatur umpan ke auto feeder.

  • Periksa kebocoran lantai dan las-lasan body tidak terjadi.
  • Periksa keausan sprocket/chain, pastikan tidak terjadi slip sehingga rpm-nya stabil.
  • Pelumasan pada gear box, chain maupun bearing elektro motor cukup.
  • Bersihkan jari-jari auto feeder  dan lantai hopper setiap akhir proses.
  • Pastikan jari-jari auto feeder tidak ada yang patah atau ganti bila sudah aus.
  • Periksa kabel instalasi dan panel elektrikalnya terpasang baik.

          Pada prinsipnya sistem tippler lebih sederhana bila ditinjau dari konstruksi bangunannya maupun operasi serta maintenance-nya lebih murah. Juga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit dibanding sistem hoist crane. Tippler adalah sebagai pengganti hoist crane untuk membalikkan lori, hanya saja kapasitas lori yang digunakan pada sistem ini antara 5 ton sampai 10 ton Tandan Buah Segar. Guna pembalikan ini adalah untuk menuangkan lori agar cook fruit bunch diangkut dengan cook fruit bunch scraper menuju atas drum thresher. Kemudian diumpankan langsung drum stripper.

Rotary Drum Tippler

Rotary Drum and Auto Feeder Fruith

             Hambatan yang sering mengganggu waktu pengoperasiannya adalah pada saat pengoprasian tippler untuk melakukan pembalikkan lori. Dimana pada saat penuangan cook fruit scraper tidak dilakukan dengan perlahan maka tumpukkan akan terjadi, sehingga overload pada scraper dan mengakibatkan sering putusnya chain. (lihat lampiran 4).

          Thresher merupakan tujuan utama pada stasiun ini, yakni proses pembrondolan cook fruit bunch. secara bantingan,  dimana cook fruitless dibawa ke stasiun press dan janjangan kosongnya dibawa keluar Pabrik Kelapa Sawit (empty bunch area).



THRESHER  

  1. Body
            Bodynya terdiri dari plate dan dilengkapi dengan pintu-pintu berengsel. Pintu-pintu berengsel ini gunanya sebagai
  • Mengarahkan brondolan tersebut. jatuh tepat ke below conveyor dan dibawa  ke digester melalui beberapa conveyor maupun fruit elevator.
  • Memudahkan inspeksi maupun maintenance drum stripper dan below conveyor. 
  • Memudahkan kegiatan pembersihan body bagian dalam, hanger bushing maupun kisi-kisi drum steripper dari serat-serat tandan maupun benda asing yang mengganggu kelancaran operasional.
            Drum inilah alat utama untuk melakukan pemipilan/pelepasan brondolan dari janjangannya. Pemipilan berlangsung di dalam drum thresher oleh shaft drum yang berputar sehingga bantingan  terjadi dari plate stripper 6 sampai 7 kali dari ketinggian optimalnya. Target kegagalan pemipilan sesuai Standard Operation Procedure management  hanya maksimal 5%, bila diatasnya harus dilakukan suatu pemeriksaan terhadap stasiun  perebusan, peralatan Threshing maupun kualitas Tandan Buah Segar itu sendiri.
            Pada drum thresher dipasang pelat pelempar (stripper) yang berfungsi mengangkat cook fruit bunch untuk proses bantingan. Prinsip pemasangan stripper ini adalah sebagai berikut :

  1. Sudut/kemiringan plate pelempar ini biasanya 7° sampai 15°.
  2. Panjangnya ± 80 cm.
  3. Ketinggiannya ± diameter rata-rata cook fruit bunch.
  4. Jumlahnya mengikuti jumlah kolomnya, biasanya ada 3 kolom dan tiap kolom dipasang stripper dengan bentuk spiral mengarah keluar.
  5. Pengaruh jarak antar pelempar dengan proses pemipilan terhadapa brondolan TBS :
Drum Thresher

  • Jarak antar pelempar 180º, dimana waktu bunch dilempar langsung diangkut oleh pelempar lainnya sehingga janjangan tidak ada waktu bergulir pada drum.
  • Jarak antar pelempar 90º, dimana pada waktu bunch dilempar dan jatuh mempunyai waktu bergulir pada drum kemudian diangkut oleh pelempar lainnya.
  • Jarak antar pelempar 120º, dimana pada waktu bunch dilempar jatuh punya waktu sedikit bergulir lalu langsung diangkut  pelempar lainnya.
           Pemasangan jarak plate kisi-kisi yang ideal pada drum biasanya 40 mm sampai 50 mm. Jarak kisi-kisi drum dikontrol secara periodik untuk memantau adanya penyempitan, peregangan dan kerusakan (patah) sehingga janjangan tidak terikut ke stasiun press.  
       Untuk mendapatkan pemipilan yang maksimum pada drum thresher, maka putaran drum harus diperhitungkan biasanya 23 sampai 25 rpm. Bila rpm tidak seimbang dengan jumlah pengumpanan dari auto feeder misalnya rpm terlalu lambat atau terlalu cepat, maka hal ini mengakibatkan kerugian, seperti berikut:
  • rpm terlalu cepat berakibat kapasitas/throughput lebih tercapai tetapi loss brondolan (oil dan kernel) loss akan tinggi meskipun perlakuan disterilizer sudah baik, karena waktu pemipilan tidak optimal.
  • rpm terlalu lambat  berakibat waktu pemipilan terlalu panjang sehingga cenderung menyebabkan oil  loss tinggi pada empty bunch stalk, bahkan dapat menyebabkan kemacetan dan keausan pada peralatan lebih cepat.
          Kecepatan drum thresher dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
                                       40    x      (D  -  d)  / 2
          N         =          ---------------------------------
                                                               (D  -  d)

dimana :           N = rpm Threshing
                         D = diameter drum
                         d = diameter Tandan Buah Segar
Misal : D = 1,8 m dan d = 0,3 m, maka rpm drum yang ada direncanakan adalah :
                             40  X     ( 1,8  -  0,3 ) / 2
               N  = ---------------------------------
                                       ( 1,8  - 0,3 )

                    =      23,09 rpm  @  23 rpm.
Empty Bunch Station
Below thresher conveyor adalah berfungsi sebagai penampung dan sekaligus pembawa cook fruitlets hasil pemipilan dari drum thresher. Pada umumnya alat ini selalu tepat simetris di bawah drum dan bersatu dengan body thresher.
Pembersihan serat-serat ataupun sampah harus selalu terjaga agar penumpukan cook fruitlets pada hanger-hanger bushing tidak terjadi. Jarak kisi-kisi harus selalu dimonitor untuk mengurangi kerusakan pada alat ini. Bila terjadi peregangan kisi-kisi maka janjangan-janjangan kecil akan terikut jatuh ke conveyor bersama cook fruitlets sehingga kemacetan dan kerusakan pada conveyor dapat terjadi akibat overload.
  1. Pembersihan setiap hari body, sisi-sisi pintu dari kotoran minyak yang lengket dan sampah-sampah yang menumpuk pada hanger bushing below thresher conveyor.
  2. Pembersihan kisi-kisi yang terhambat oleh janjangan kecil atau dari benda asing lainya.
  3. Periksa kisi-kisi yang meregang, menyempit dan patah, jika ada segera diperbaiki.
  4. Periksa las-lasan yang retak pada body dan drum, seperti pada engsel pintu, kisi-kisi, stripper, jari-jari drum, shaft drum dan lain-lain, jika ada segera diperbaiki.
  5. Lakukan pelumasan pada gear box, bearing-bearing yang cukup.
  6. Periksa kabel instalasi dan panel elektrikalnya terpasang baik.

     Pemipilan yang dilakukan pada drum stripper kadang-kadang tidak sempurna, hal ini dapat disebabkan sebagai berikut :
  • Perebusan Tandan Buah Segar di sterilizer tidak baik secara merata
  • Kualitas Tandan Buah Segar masuk ke pabrik tidak sama baiknya atau
  • Kondisi pengumpanan maupun stripper yang tidak baik.
      Untuk mengatasai hal tersebut, maka ditambahkanlah suatu alat yang kita sebut dengan bunch crusher. Bunch crusher adalah alat pelengkap pembantu untuk menyempurnakan pemipilan cook fruit bunch setelah janjangan keluar dari drum stripper. Alat ini dilengkapi spur gear shaft/helical gear untuk menjepit janjangan sambil berputar sehingga cook fruit yang masih terperangkap/lengket pada janjangan dapat dirontokkan/diambil kembali. Jadi alat ini bekerja untuk  mengantisipasi kerugian oil loss maupun kernel loss pada janjangan.
Pengumpanan janjangan ke alat ini langsung dari inclined scraper, yakni dipasang untuk menerima dan membawa janjangan ke atas bunch crusher.
Empty Bunch Shredder Press
  1. Inclined empty bunch scraper.
  2. Spur gear/helical gear
  3. Gearbox, elektro motor, kabel instalasi maupun panel
  4. Chute janjangan menuju unit thresher.
Maintenance Bunch Crusher
  1. Pemeriksaan keausan spur gear/helical gear, bila sudah aus lakukan rebuilding atau penggantian.
  2. Pelumasan gear box, bearing, chain yang cukup.
  3. Pemeriksaan chain, liner chain dan sprocket, bila sudah aus segera diganti.
  4. Pemeriksaan semua baut-mur scraper, bila longgar segera dikencangkan untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
  5. Periksa kekencangan chain, pastikan tidak terjadi slip pada sprocket ataupun chain terlalu kencang.
F. Re-Thresher
         Pada prinsipnya re-thresher sama fungsinya dengan thresher, hanya saja alat ini tidak mempunyai hopper tetapi umpannya langsung dari output bunch crusher. Bagian-bagian maupun cara maintenance-nya hampir sama dengan unit thresher yang dimaksud di atas.

         Empty bunch scraper yang terpasang pada station ini ada 2 unit dengan posisi horizontal dan posisi miring/inclined. Empty bunch scraper horizontal berfungsi untuk menampung jatuhnya janjangan kosong dari lemparan stripper keluar dari sisi drum dan langsung dibawanya ke  inclined empty bunch. Inclined empty bunch area akan meneruskan janjangan tersebut menuju tempat pengumpulan sementara (empty bunch area).

  1. Scraper chain untuk membawa janjangan kosong.
  2.  Gear box, elektro motor, chain, sprocket dan liner chain.
Maintenance Empty Bunch Scraper
  1. Pelumasan gear box, bearing, chain yang cukup.
  2. Pemeriksaan chain, liner chain dan sprocket, bila sudah aus segera diganti.
  3. Pemeriksaan semua baut-mur scraper, bila longgar segera dikencangkan untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
  4. Periksa kekencangan chain, pastikan tidak terjadi slip pada sprocket ataupun chain terlalu kencang.

Secara umum parameter keberhasilan proses cook fruit bunch pada stasiun ini sesuai target management adalah sebagai berikut :

No.
Parameter
To FFB
( % )
To Sample
( % )
1.
Oil loss pada fruit empty bunch
0,05
0,60
2.
Oil loss pada fruit empty bunch
0,30
4,00
3.
Kernel loss pada fruit empty bunch
0,02
0,60
4.
USB (Un-Strip Bunch)
5,00
5,00

Keberhasilan proses cook fruit bunch pada stasiun ini sangat didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut :
-          Kualitas Tandan Buah Segar masuk ke Pabrik Kelapa Sawit baik
-          Cara perebusan pada sterilizer baik
-          Pergerakan lori-lori teratur dan baik.












STERILIZIER STATION



         Strelizier merupakan salah satu alat pengolahan buah kelapa sawit yang memanfaatkan tekanan steam (uap panas) dari ex turbin untuk merebus tandan buah segar dalam suatu bejana bertekanan.

Fungsi dan Tujuan :
  • Me-non-aktifkan enzim-enzim lipase yang dapat menyebabkan kenaikan FFA (Free Fatty Acid).
  • Melunakkan brondolan untuk memudahkan pelepasan/pemisahan daging buah dan biji sawit (nut) di Digester.
  • Memudahkan proses pemisahan molekul-molekul minyak dari daging buah (Stasiun Press) dan mempercepat proses pemurnian minyak (Stasiun Klarifikasi).
  • Mengurangi kadar air inti sawit (kernel) sampai < 20% sehingga meningkatkan efisiensi pemecahan biji sawit (nut).


 Peralatan dan Fungsi
  • Unit sterilizer (vessel) : yang dilengkapi 2 (dua) unit pintu berfungsi sebagai tempat merebus        tandan buah segar (TBS).
  • Pipa dan valve inlet : berfungsi untuk memasukkan steam (uap) ke sterilizer.
  • Pipa dan valve condensate : berfungsi sebagai pembuangan steam hasil kondensasi yang selanjutnya ditampung pada blowdown chamber dan condensate pit.
  • Pipa dan exhaust valve : berfungsi sebagai pembuangan steam eks perebusan.
  • Programable Logic Controller (PLC) berfungsi mengatur dan mengontrol sistem perebusan yang dapat diatur secara manual maupun full otomatis. Biasanya dilengkapi steam recorder chart.
  • Safety valve : berfungsi sebagai katup pengaman saat tekanan dalam sterilizer berlebih (diatas tekanan kerja).
  • Cantilever rail bridge : berfungsi sebagai jembatan untuk masuk dan keluarnya lori buah
  • Air compressor : berfungsi untuk mensuplai udara yang dipakai untuk mengaktifkan pneumatic valv
  • Alat-alat ukur (gauge) : berfungsi untuk memonitor pengoperasian alat seperti pressure gauge.
  • Capstan, bollard : yang berfungsi untuk menarik lori buah masuk dan keluar sterilizer.
STERILIZIER
Spesifikasi Peralatan
Spesifikasi peralatan pada sterilizer dibuat berdasarkan ukuran dan kapasitas sterilizer, sebagai contoh untuk sterilizer dengan kapasitas 60 ton/jam, maka spesifikasinya adalah sebagai berikut :
  •  Sterilizer Vessel :


   diameter dalam (ID) : 2.700 mm
   panjang                    : 18.000 mm
   kapasitas/unit           : 7 lori, @ 3,75 ton/lori

  • Pipa Inlet                      : 6"/schedule 40
  • Pipa Condensate          : Diameter 4" schedule 40
  • Pipa Exhaust                 : Diameter8" schedule 40
  • Safety Valve                 : Diameter 6"
  • Air Compressor            : 6 – 8 bar

Macam Perebusan
  • Single Peak tekanan 1,5 bar
  • Double Peak tekanan 2,5 bar
  • Triple Peak  tekanan 3 bar
  Sebenarnya metode macam-macam perebusan di tentukan mengikuti dengan jenis perebusan yang diterapkan. Untuk jenis strilizier horizontal dengan menggunakan lori akan menggunakan tekanan sampai tripple peak. Mengapa di perlukan hingga tripple peak, karena buah akan benar matang sampai ke lapisan bawah apabila tekanan mencapai 3 bar.
 Sebagai penjelasan saat single peak tekanan steam akan ditahan sampai 1,5 bar biasa nya selama 15-20 menit. Hal ini bertujuan untuk mendorong udara yang masih terdapat didalam tabung perebusan.Keberadaan udara pada ruang sterilizier dapat mengakibatkan terjadinya perubahan fase dari uap menjadi cair karena perbedaan suhu dari udara dengan steam tersebut. Perubahan fase ini akan menimbulkan genangan air (kondensat).
  Pada saat double peak, di tahan 2,5 bar selama 15-20 menit. Bertujuan untuk mendorong air kondesat k yang mengenang di bawah lantai sterilizier keluar melalui kondensat valve. Penumpukan air kondensat hingga menggenangi TBS dapat meningkatkan oil losses yang terbawa pada kondensat.
  Untuk triple peak, pada saat ini lah proses perebusan buah dilakukan. Biasa nya dilakukan penahan steam apabila sudah mencapi 3 bar selama 40-45menit. Pada tekanan ini diharapakan buah sudah dalam kondisi masak dan nanti nya dapat di proses pada stasiun selanjutnya.

Panduan Umum Cycle Time

No
Components
Single Peak (Menit)
Double Peak (Menit)
Triple Peak (Menit)
1
Waktu Pemasukan TBS
5 – 10
5 – 10
5 – 10
2
Waktu Penaikan Tekanan
10 – 15
10 – 15
10 – 15
3
Waktu Penurunan Tekanan (Condensate)
0
6 – 8
6 – 8
4
Waktu Penaikan Tekanan
0
10 – 15
10 – 15
5
Waktu Penurunan Tekanan (Condensate)
0
0
6 – 8
6
Waktu Penaikan Tekanan
0
0
10 – 15
7
Waktu Penahanan Tekanan
30 – 45
30 – 45
30 – 45
8
Waktu Penurunan dan Pembuangan (Condensate and Exhaust)
5 – 8
6 – 8
6 – 8
9
Waktu Pengeluaran TBS Masak
5 – 10
5 – 10
5 – 10
Total Waktu Perebusan
66 - 88
82 - 111
98 – 134





Preasure Geague

Pipa Blow Down Steam

Pipa Outlet Steam
Pipa Inlet Steam

Rotorthem (Control Grafik dan Kenaikan Tekanan Steam)


Tahapan/Step Perebusan

  • Waktu pemasukan tandan buah segar (charging in time)
  • Waktu pelepasan udara (deaeration)
  • Tahap penaikan tekanan (pressure build-up)
  • Tahap penahanan tekanan (holding time)
  • Tahap penurunan tekanan (condensating)
  • Tahap pembuangan uap (exhausting)
  • Tahap pengeluaran TBS masak (discharging time)
Metode Pembuangan Udara dalam Sistem Perebusan
Udara adalah penghantar panas yang buruk, oleh karena itu harus dibuang dari dalam tabung sterilizer dan celah-celah fruitlet. Ada 2 (dua) metode pembuangan udara dari sterilizer yaitu:

  1. Sweeping, yaitu membuang udara dari tabung sterilizer.
  2. Difusi (bercampurnya udara dan uap), akan mengeluarkan udara.
Aspek yang Mempengaruhi Operasi Rebusan
   a. Kontrol dari Steam Valve

  1. Manual Control : buka dan tutup semua valve diatur dan dilakukan sepenuhnya oleh operator.
  2. Automatis : buka dan tutup semua valve diatur dan digerakkan secara otomatis oleh Programmable Logic Controller (PLC).
   b. Cycle Time/Step pada Rebusan
  1. Waktu pemasukan TBS (charging in time)\
  2. Waktu pelepasan udara (deaeration)
  3. Waktu penaikan tekanan (pressure build-up)
  4. Waktu penahanan tekanan (holding time)
  5. Waktu penurunan tekanan (condensate)
  6. Waktu pembuangan uap (exhaust)
  7. Waktu pengeluaran TBS masak (discharging time)
   Valve Opening Sequence

STEP
INLET
CONDENSE
EXHAUST
TIME (menit)
TOTAL TIME (menit)
1
O
O
S
3 : 00
3 : 00
2
O
S
S
4 : 00
7 : 00
3
O
O
S
1 : 00
8 : 00
4
S
O
O
2 : 00
10 : 00
5
O
O
S
1 : 00
11 : 00
6
O
S
S
5 : 00
16 : 00
7
O
O
S
1 : 00
17 : 00
8
S
O
O
2 : 00
19 : 00
9
O
O
S
1 : 00
20 : 00
10
O
S
S
5 : 00
25 : 00
11
O
O
S
2 : 00
27 : 00
12
O
S
S
24 : 00
51 : 00
13
O
O
S
2 : 00
53 : 00
14
O
S
S
24 : 00
77 : 00
15
O
O
S
5 : 00
82 : 00
16
S
O
O
8 : 00
90 : 00
   Note :
   O = Open                      S = Shute

Sequencing of Cycle
Tujuan : mengatur waktu start rebusan pertama dengan start rebusan berikutnya dengan perhitungan sebagai berikut :
Sequence time (menit) : Kapasitas lori (ton) x Jumlah lori x 60 menit / Kapasitas pabrik (ton/jam)

Kegunaan pengoperasian perebusan secara sequence (berangkai) dengan waktu yang teratur dan 
benar adalah sebagai berikut :
  1.           Menghindari kebutuhan uap yang berlebihan pada proses perebusan.
  2.           Menghindari penurunan tekanan yang fluktuatif (bergejolak) pada cycle perebusan.
  3.        Pemakaian steam yang efisien sehingga membantu operasi di boiler dan turbin serta station lain dalam processing di PKS (Pabrik Kelapa Sawit).
 Deaeration (Pembuangan Udara)
        Udara adalah penghantar panas yang buruk, oleh karena itu harus dibuang dari dalam tabung
sterilizer dan celah-celah fruitlet pada TBS. Ada 3 (tiga) metode pembuangan udara dari sterilizer :
  1.            Sweeping (membuang udara dari tabung sterilizer).
  2.         Difusi (bercampurnya udara dan steam) akan mengeluarkan udara dari celah-celah fruitlet (brondolan) 
  3.            Continous Deaeration.
       Alasan utama menggunakan sistem triple peak adalah adanya peristiwa difusi akibat turbulensi
steam pada setiap proses blowdown, dan akan membuat udara ¼ bagian pada tabung sterilizer
setiap kali blowdown (condensate).


Efek Perebusan Terhadap Kualitas CPO (Crude Palm Oil)
STERILIZATION METHOD
% FFA
STANDARD BLEACHABILITY TEST (5 ¼ CELL)

With Efficient Air Removal
1,48
1,0 R
GOOD
Without Deaeration
1,81
2,1 R
POOR
Sterilized by Open Steam
1,47
1,5 R
POOR
Steam at 2 Kg/Cm2
2,06
1,1 R
GOOD
Steam at 3 Kg/Cm2
1,35
1,1 R
GOOD
Steam at 4 Kg/Cm2
1,48
3,4 R
POOR
Reference : B. Jacobsberg 

 Perawatan dan Pembersihan
  • Moisture dari kompressor udara harus didrain setiap hari.
  • Pipa udara dan penggerak (actuator) harus diperiksa dari kebocoran.
  • Kartu (chart) yang baru harus dipasang pada pressure recorded setiap memulai operasi  rebusan.
  • Pena dan tinta penunjuk indikator berfungsi dengan baik dan mencukupi.
  • Operasi rebusan harus dengan program automatis atau minimal semi automatis.
  • Switch pengaman pada masing-masing pintu rebusan harus berfungsi dengan baik.
  •  Bagian dalam tabung sterilizer sebaiknya dibersihkan setiap hari dan juga areal di sekitar sterilizer.
  •  Bersihkan bagian dalam sterilizer setiap minggu.
  •  Bersihkan strainer dari brondolan (fruitlets) sebelum pintu ditutup setelah setelah pengoperasian.   
Kapasitas Rebusan dan Hal-Hal yang Mempengaruhi
a.      Kapasitas
         Kapasitas rebusan adalah kemampuan perebusan menyediakan jumlah TBS masak per jam
         yang siap untuk diproses. Kapasitas rebusan dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :

         Kapasitas Rebusan : S x N x C x 60 / T
         dengan :
S          : jumlah tabung rebusan yang ada di pabrik
N         : jumlah Lori yang dapat ditampung dalam 1 (satu) tabung rebusan
C         : kapasitas isi masing-masing lori.
T          : waktu perebusan (steam time + waktu buka dan tutup rebusan).

 b.   Hal-Hal yang Mempengaruhi
                   Hal-hal yang mempengaruhi kapasitas rebusan ada dua faktor yaitu :
  •  Pengisian TBS ke Lori (C)
  • Waktu Perebusan : (i). steam time; (ii). buka/tutup pintu rebusan
c. Ukuran Keberhasilan
    % Unstripped Bunch                             : < 0,50 % terhadap sample 
    % Oil in Empty Bunch Stalks                : < 0,30 % terhadap TBS
    % Fruit Loss in Empty Bunch               : < 0,50 % terhadap TBS
    % Oil Losses in Condensate                : < 15 % ODM (oil on dry matter)

d. Trouble Shooting
                  1. Tekanan steam tidak tercapai :
  •  Check semua kebocoran pada sterilizer, pipa-pipa dan kondisi semua valve.
  •  Check sequencing time perebusan.
  •  Check tekanan steam pada boiler.
    2. Throughput tidak tercapai
  • Pastikan isi lori minimal sesuai standard.
  • Check waktu perebusan.
  • Pastikan waktu buka tutup rebusan sesuai standard.
  • Pastikan jumlah lori dalam rebusan berjumlah cukup.
    3. Minyak dalam steam condensate tinggi
  • Pastikan strainer condensate selalu bersih.
  • Check lamanya perebusan.