CST (Clarifier Settling Tank)

Settling tank adalah suatu tangki yang digunakan untuk pengendapan minyak.

Digester And Press

Station Digesting and Press (Pengadukan dan Pengempaan) adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah (fruit) dengan jalan melumat dan mengempa.

Stasion Thresher

Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara membanting tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher.

Stasion Sterilizier

Strelizier merupakan salah satu alat pengolahan buah kelapa sawit yang memanfaatkan tekanan steam (uap panas) dari ex turbin untuk merebus tandan buah segar dalam suatu bejana bertekanan.

Stasion Loading Ramp

Loading Ramp merupakan rangkaian proses awal dari pengolahan kelapa sawit sebelum memasuki proses selanjutnya. Fungsi dari Loading Ramp adalah sebagai tempat penampungan semenatra Tandan Buah Segar sebelum dimasukkan ke dalam lori buah (Fruit Cages).

What Is Grading (Sortasion)

Grading adalah suatu kegiatan penyortiran tandan buah segar sebagai salah satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kuantitas dan kualitas.

Its All About Palm Oil

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) merupakan hasil perkebunan yang menjadi primadona dan penyumbang keuntungan yang lumayan besar bagi perkembangan perekonomian indonesia.

Kamis, 04 Oktober 2012

Teknik Dan Budidaya Pertanian: Sekilas Tentang Kelapa Sawit

Teknik Dan Budidaya Pertanian: Sekilas Tentang Kelapa Sawit: Kelapa Sawit   ( Elaeis guineensis) merupakan hasil perkebunan yang menjadi primadona dan penyumbang keuntungan yang lumayan besar bagi pe...

STASIUN PENERIMAAN (STASION RECEPTION)


Tujuan utama pabrik kelapa sawit adalah untuk mengekstraksi minyak dan kernel dari buah kelapa sawit sebagai bahan baku setengah jadi sesuai dengan standart kualitas yang telah ditentukan. Adapun standart kualitas dari minyak dan kernel kelapa sawit secara umum :

Standart kualitas CPO (Crude Palm Oil)
·         FFA (Free Fatty Acid)            < 3,5 %           
·         Moisture                                  < 0,2 %
·         Dirt                                          < 0,02 %
Standart kualitas kernel
·         Moisture                                  < 7,5 %
·         Dirt                                          < 8 %
·         Broken Kernel                         < 15 %




1.1.       PENDAHULUAN
Dahulu sebelum Pabrik Kelapa Sawit banyak berkembang serta kemajuan teknologi maka sistem transportasi pengangkutan tandan buah segar (TBS) menggunakan rel (rail track) dari Perkebunan menuju Pabrik Kelapa Sawit. Tetapi setelah sistem dan kemajuan Teknologi maka untuk transportasi Tandan Buah Segar dari kebun menuju pabrik sudah menggunakan truk ataupun traktor guna mempercepat transportasi.

1.2.       PENERIMAAN TBS
Petugas keamanan dalam hal ini Satpam Pabrik, berkewajiban memeriksa dan meneliti segala Dokumen/surat pengantar yang dibawa oleh pihak pengangkutan tandan buah segar (TBS), begitu juga dengan crude palm oil (CPO) dan Kernel ataupun pengangkutan lainnya dan untuk selanjutnya apabila dalam pemeriksaan dokumen ataupun surat pengantar tersebut telah sah atau diakui keabsahannya serta telah dicatat pada buku Register Satpam, maka kendaraan angkut tandan buah segar (TBS) / crude palm oil (CPO) / Kernel ataupun lainnya dapat diizinkan masuk ke lokasi jembatan timbang guna melaksanakan proses penimbangan.
Dan sebaliknya apabila dokumen atau surat pengantar kendaraan tersebut meragukan ataupun tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka pihak keamanan berhak atau berkewajiban menahan atau mengeluarkan kendaraan tersebut untuk tidak masuk ke lokasi penimbangan.


1.3.       WEIGHBRIDGE (Jembatan Timbang)
a.            Fungsi Jembatan Timbang
Secara umum Jembatan timbang di pabrik kelapa sawit memiliki fungsi sebagai berikut :
·           Menimbang  bahan baku proses yaitu TBS (tandan buah segar) yang diterima dari kebun atau pemasok lainnya untuk diproses di pabrik.
·           Menimbang produksi minyak sawit (CPO) dan palm kernel (PK) yang akan dikirim kepada pihak pembeli.
·           Menimbang hasil sampingan yang dihasilkan seperti solid, empty bunch atau kompos yang akan dikirim ke estate (kebun).
·           Menimbang material lainnya yang dianggap perlu untuk kepentingan pabrik dan perusahaan.

b.            Spesifikasi Teknis Jembatan Timbang
Spesifikasi teknis jembatan timbang umumnya adalah sebagai berikut :
·           Tipe : Pitless dilengkapi dengan pondasi sesuai ukuran jembatan timbang.
·           Sistem : Electronic Full Load Cell ( umumnya 4 Load Cell )
·           Kapasitas : 40.000 kgs (yang umum dipakai).
·           Ukuran : platform : p * l * t = 12m x 3m x 12mm, lengkap dengan main beam, cross beam, dan support beam.
·           Indikator : tampilan digital electronic dengan kemampuan membaca 0 sampai dengan 40.000 kgs
·           Kemampuan  mencatat (Recording) : Untuk mencatat dan mencetak data–data seperti : berat bruto; tarra netto; nomor registrasi kenderaan; nomor polisi kenderaan; waktu; tanggal; bulan; tahun; jenis produksi; kendaraan; supllier, serta  dapat menyimpan dan mengamankan data bulanan.
·           Uninterrupted Power Supply : Perlu dilengkapi dengan UPS sebagai back-up untuk supply daya minimum 2 jam apabila ada gangguan listrik.
·           Komputer Sistem : Jembatan timbang ini juga dapat dilengkapi dengan computer system,   CPU , Monitor, Keyboard, Mouse dan Printer, Local Area Network. Sofware Program yang mampu mencetak tiket jembatan timbang untuk ; Berat, Waktu, Tanggal, Bulan, Yahun, Jenis produksi, Kendaraan, Supplier, serta dapat menyimpan dan mengamankan data bulanan.
·           Bangunan : Seluruh perangkat Jembatan timbang harus ditempatkan pada bangunan yang dilengkapi dengan air condition ( AC ) dan anti petir.
·           Izin : Harus dilengkapi dengan Sertifikasi Kalibrasi dan Tera dari Badan Metrologi Deperindag RI.

1.4.       Toleransi Jembatan Timbang
            Umumnya jembatan timbang dipergunakan untuk kepentinga perdagangan baik nasional maupun Internasional. Oleh karena itu  setiap jembatan timbang wajib ditera oleh Badan Metrologi Departemen Perdagangan RI, yaitu satu kali setahun untuk memastikan kondisi timbangan tetap dalam kondisi baik, demikian juga tingkat akurasi penunjukkan hasil timbangan itu sendiri. Disamping itu pemilik jembatan timbang harus melakukan kalibrasi jembatan timbang minimal 2 (dua) kali setahun  dengan menggunakan batu standar seberat 2.000 kg yang disahkan oleh Badan Metrologi. Hal ini juga untuk memastikan tingkat akurasi penunjukkan hasil penimbangan jembatan timbang tersebut. Adapun batas–batas toleransi jembatan timbang adalah sebagai berikut :

Tabel 1Toleransi Jenis jenis timbangan
No.
Jenis Timbangan ( Weighbridge )
Toleransi
1.
Electronik VS Electronic
60 kg
2.
Electronic VS Mechanic
70 kg
3.
Mekanik Vs Mekanic
80 kg



a. WEIGHBRIDGE
           Setelah petugas keamanan mengizinkan masuk ke lokasi penimbangan kepada kendaraan Tandan Buah Segar, setelah diperiksa keabsahan dokumen atau surat pengantar yang dibawa kendaraan yang mengangkut Tandan Buah Segar tersebut maka petugas timbangan dalam hal ini adalah krani timbangan, baru boleh melakukan penimbangan atas kendaraan tersebut.
Bila kita lihat dari perlengkapan dan jenis timbangan yang ada di pabrik-pabrik Sinar Mas, maka untuk timbangan, ada dua jenis/tipe yaitu :

b. TIMBANGAN MEKANIS (KONVENSIONAL)
          Timbangan mekanis biasanya disebut dengan timbangan manual. Jenis timbangan ini jarang dipergunakan berhubung timbangan tersebut kurang cepat serta cenderung diragukan keabsahannya.
Umumnya jenis timbangan ini fungsinya sebagai cadangan apabila timbangan Elektronis mengalami Trouble diantaranya kerusakan pada sistem dan program ataupun disambar petir yang mengakibatkan timbangan Elektronis tersebut harus diapkir (tidak dapat dipakai).

c. TIMBANGAN ELEKTRONIK (DIGITAL)
         Pada Perusahaan Pabrik Sinar Mas memakai Timbangan Elektronis. Hal ini disebabkan selain cepat dan rapi juga untuk nilai keabsahannya tidak diragukan. Dan dengan memakai sistem timbangan Elektronis, sebelum proses penimbangan dilaksanakan, krani timbangan harus terlebih dahulu memperhatikan dan memeriksa kondisi unit timbangan sebagai berikut :
  1. Tiket jembatan timbang harus sesuai dengan nomor urut yang kemarin.
  2. Surat pengantar kendaraan harus dalam kondisi baik, dalam arti kata program Weighbridge berjalan sesuai sistem Aplikasi Jembatan Timbang serta dapat sinkron antara Avery dengan komputer jembatan timbang.
  3. Kondisi mesin printer baik.
  4. Uniteruptible Power Supply (UPS), hidup dan dalam kondisi baik (dapat menyimpan arus) sehingga apabila ada trouble pada arus listrik maka UPS dapat berfungsi dengan maksimal.
  5. Sebelum melakukan penimbangan pastikan Program Weighbridge telah dilakukan backup data sehingga apabila terjadi trouble pada program masih ada data pengganti sebagai cadangan.
  6. Menyiapkan diskette Approval yang nantinya akan dibutuhkan dalam proses timbang Tandan Buah Segar, serta krani timbang mengetahui kondisi diskette dalam keadaan baik (tidak error).
  7. Memastikan angka pada Avery sesuai, dan jika mengalami kecurigaan bahwa angka Avery tidak sesuai (tidak netral) maka krani timbang haruslah segera melaporkan pada KTU. Dan apabila memang terdapat selisih dari biasanya, maka KTU bersama dengan Assistent M & R akan melakukan kalibrasi/Cross Check ataupun melakukan Check Weight kembali walaupun selalu dilaksanakan pada setiap bulannya.
  8. Namun dalam hal mengantisipasi adanya penyelewengan prosedur atau yang lainnya, maka pada seluruh staff dan khususnya kepada Manager/Askep, KTU berkewajiban memberikan bimbingan kepada Petugas Satpam dan Krani Timbangan untuk menjalankan peraturan dan tata cara yang ada sesuai ketentuan Management, serta dapat menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab.

d. SISTEM PENIMBANGAN
 Pada sistem Weighbridge ada dua proses penimbangan antara lain :
          Penimbangan barang masuk adalah penimbangan barang masuk adalah dimana barang dimuat terlebih    dahulu pada saat dilakukan penimbangan pertama dan pada saat penimbangan kedua truk/traktor dalam keadaan kosong (tanpa muatan). Pada umumnya penimbangan barang masuk meliputi penimbangan terhadap angkutan yang secara rutin masuk ke pabrik misalnya angkutan Tandan Buah Segar. 
  • Prosedur penimbangannya dan administrasi secara umum : Truk angkutan Tandan Buah Segar harus membawa Surat Pengantar (SP) yang mencakup data :Nomor Surat Pengantar, Jumlah janjang kosong, Asal Kebun  , Berat dikirim, Tahun tanam, Nama Supir, Block/Divisi, Nomor Kendaraan.
  • Sebelum memasuki jembatan timbangan pengemudi harus melaporkan Surat Pengantar-nya kepada Satpam agar dapat dicatat pada buku register penerimaan Tandan Buah Segar.
  • Truk pengangkutan Tandan Buah Segar dapat melakukan penimbangan pertama yang diawasi oleh Satpam dengan ketentuan : Pengemudi harus turun dari truk, posisi truk harus di tengah Plate Form, mesin truk harus dimatikan. Truk pengangkutan Tandan Buah Segar dapat membongkar muatannya di Loading Ramp (tempat penimbunan Tandan Buah Segar) kemudian melakukan penimbangan kedua sama seperti penimbangan pertama.
  • Dari hasil penimbangan kedua operator timbangan mengeluarkan kartu timbang dan diserahkan pada pengemudi 1 (satu) rangkap yang dilengkapi dengan copy surat pengantar (SP). Kartu Timbang didistribusikan kepada : Lembar pertama kepada pihak pengangkut, Lembar kedua kepada pihak pemasok Tandan Buah Segar, Lembar ketiga untuk file timbangan, Lembar keempat untuk file krani produksi. Selesai penimbangan kedua pengemudi kembali melaporkan hasil penimbangannya kepada Satpam untuk mencatat Tonnase dari hasil penimbangan ke dalam buku register penerimaan Tandan Buah Segar.

Penimbangan barang keluar secara rutinitas penimbangan barang keluar meliputi : Pengiriman Crude Palm Oil (Minyak Sawit), Pengiriman Kernel (Inti Sawit), Pengiriman Janjangan Kosong.
Prosedur penimbangan dan administrasinya :
  • Sebelum dilakukan penimbangan pengemudi harus melaporkan Delivery Order (DO) jual yang masih berlaku serta SIM/KTP pengemudi.
  • Selanjutnya Satpam membuat surat izin masuk pabrik untuk diteruskan ke Krani Produksi.
  • Setelah surat izin masuk disetujui truk dapat melakukan penimbangan pertama dengan ketentuan :
  • Kondisi dalam bak/tangki truk harus bersih (tidak ada barang tambahan).
  • Pengemudi harus turun dari kendaraan.
  • Posisi truk harus benar-benar di tengah Plate Form.
  • Mesin kendaraan harus dalam keadaan mati.
  • Setelah selesai melakukan pengisian muatan, dilakukan penimbangan kedua.
  • Pastikan truk diparkir di lokasi pagar pabrik untuk dilakukan pemasangan segel/gembok oleh krani produksi atau operator, pemasangan yang diawasi oleh Manager atau personalia.
  • Sebagai sumber data pembuatan SPB (Surat Pengantar Barang), hasil analisa laboratorium mengenal quality Crude Palm Oil atau inti sawit diserahkan kepada operator Weighbridge.
  • Data dari hasil penimbangan di check kembali oleh krani produksi dan diserahkan kepada supir beserta surat izin keluar pabrik yang telah distempel dan ditandatangani oleh Manager atau Personalia.
  • Sebelum keluar dari pabrik, pengemudi harus melaporkan kembali data hasil penimbangan kepada satpam untuk memberikan informasi jumlah tonase yang dibawa.
  • Distribusi kartu timbang pengiriman Crude Palm Oil/inti sawit adalah sebagai berikut : Lembar pertama kepada pihak pembeli atau bulking, Lembar kedua kepada pihak transport, Lembar ketiga untuk file timbangan. Lembar keempat untuk krani produksi.





Rabu, 03 Oktober 2012

Sekilas Tentang Kelapa Sawit


Kelapa Sawit  (Elaeis guineensis) merupakan hasil perkebunan yang menjadi primadona dan penyumbang keuntungan yang lumayan besar bagi perkembangan perekonomian indonesia.  Jika di lihat dari perkembangan dari hasil kelapa sawit semakin hari semakin meningkat, salah satu nya produk bahan baku setengah CPO (Crude Palm Oil) yang telah di produksi indonesia semakin hari semakin meningkat. Berikut dapat kita lihat perhitungan dan BPS (Badan Pusat Statistika)
indonesia tentang hasil perhitungan produksi kelapa sawit dan perbandingan dengan hasil perkebunan lainnya pada tahun 2010.
Produksi Bulanan Perkebunan Besar, Indonesia (000 Ton), 2010*
BulanKaret KeringMinyak SawitBiji SawitCoklatKopiTehKulit KinaGula Tebu1) Tembakau1) 
Januari561,467.90348.250.28.8-0.90.1
Februari50.91,224.10275.14.60.17.8-3.80.3
Maret451,386.90314.55.20.29.8-3.70.1
April43.51,226.102596.60.49.8-71.50.4
Mei52.91,276.90289.57.41.510.50.1234.90.4
Juni48.81,302.10293.96.24.79.10.1393.80.4
Juli51.31,212.80266.25.58.38.50.1456.40.5
Agustus46.81,114.70251.747.38.60.1457.30.4
September43893.2200.56.22.48.50.1349.20.4
Oktober42.81,133.90267.671.59.60.12080.3
November44.81,072.60251.16.51.39.2-94.20.3
Desember59.6978.8222.86.70.88.8-4.40.4
Total585.414,290.003,240.1070.928.71090.62,278.104



Jika di lihat dari tabel di atas terlihat sekali perbandingan hasil produksi yang berbeda dengan hasil perkebunan lain. Dari hal ini kita dapat melihat bahwa peluang indonesia untuk meningkat kan hasil produksi dari kelapa sawit sangat lah besar. Apalagi indonesia di dukungan dengan iklim yang sangat pas bagi pertumbuhan kelapa sawit, serta ditunjang juga dengan lahan yang luas dan subur.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan yang di hasilkan dari kelapa sawit ini tentunya diperlukan proses pengolahan yang baik, dalam artian memerlukan standar prosedure kerja (SOP) pengolahan yang baik. Pada artikel ini saya akan membahas bagaimana proses pengolahan dari buah masih dalam tahapan pemanenan sampai tahap pengolahan menjadi CPO.

Untuk kelanjutan dapat anda lihat pada artikel selanjut nya. Trims